Belajar Cari Sponsor
Sebagai anggota Himpunan Mahasiswa, pastinya banyak kerjaan. Proker yang lagi panas-panasnya sekarang di departemen saya adalah Lomba Karya Tulis Ilmiah Statistika 2010 alias LKTIS 2010 tingkat SMA / MA wilayah Semarang.
Sekedar info, selain aktip sebagai mahasiswa, saya juga lumayan aktip sebagai anggota Himpunan Mahasiswa jurusan saya (statistika). Saya ditempatkan sebagai staff departemen 1 yaitu dikti. Apa itu? Yang pasti bukan SeDIKit-sedikit TIdur , melainkan Pendidikan dan Penelitian. Keren ya keliatannya? Hohohohoho.
Di sini saya berperan sebagai bendahara.
Aturan baru menyatakan bahwa....
bendahara departemen kudu jadi bendahara proker-proker departemen yang bersangkutan. Karena itu, mau nggak mau jadilah saya bendahara enam buah proker departemen 1. Salah satunya adalah yang saya sebutkan di atas sebagai proker kedua kami, yang paling diharap-harap cemas karena 2 tahun tertunda.
bendahara departemen kudu jadi bendahara proker-proker departemen yang bersangkutan. Karena itu, mau nggak mau jadilah saya bendahara enam buah proker departemen 1. Salah satunya adalah yang saya sebutkan di atas sebagai proker kedua kami, yang paling diharap-harap cemas karena 2 tahun tertunda.
Karena belum ada oprec (open recruitment), bukan operasi ketec ya, maka untuk sementara panitia berjumlah 11 orang yaitu anggota departemen 1 sendiri.
Maka dari itu, untuk pencarian seponsor juga hanya kita ber-sebelas. Ada 10 sponsor, dan saya kebagian cari sponsor ke BPS.
Yang mau saya ceritain di sini, betapa ribetnya cari seponsor itu. Atau saya aja yang emang ribet, saya nggak tahu. Hari pertama, ke BPS. Lalu dengan riang gembira saya bersama rekan saya sebut saja namanya Seno pergi ke BPS Jawa Tengah di Sampangan.
Perjalanan setengah jam ke sana, tentunya dengan nyasar-nyasar, akhirnya kami sampai ke sana.
Waktu sampai di parkiran, Seno bertanya pada saya:
seno : "Kha, kita ini disuruh cari seponsor ke BPS propinsi atau kota ya??"
saya : ".....,"
saya lagi : "coba ya kita BACA dulu proposalnya tujuannya ke mana,"
tebak, apa yang tertulis di sana?
Kepada Yth. Kepala BPS Semarang
di tempat
saya : "@stdt$%#*&yt$%!!"
seno : "@@@@@@@!!"
nggak deng, itu bahasa apaan juga saya nggak ngerti.
saya : "whaaaat? jadi kita ngapain jaoh-jaoh dateng ke sini??"
seno : "waduh...jadi gimana nih...kita balik?"
saya : "yah...mau gimana lagi...?"
seno : "kalo kita coba masukin proposal ke sini (BPS propinsi ) gimana?"
saya : "yah, di sini kan tulisannya BPS Semarang.."
seno : "asem, koordinator sponsornya ga jelas..." (malah nyalahin koordinator sponsor)
dengan hati yang tidak riang gembira, kami pun pergi ke BPS Kota di samping DP Mall.
Sampai di sana....
seno : "Kha, bener nih kantornya?"
saya : "iya bener, kalo pulang dari belanja aku sering lewat sini kok,"
Kemudian kita masuk. Dan pemandangan di dalamnya begitu sesak. Kardus-kardus gak tau apa isinya numpuk-numpuk. Yah...kiriman data kali ya??
Kemudian seno bertanya kepada seorang bapak-bapak, ke mana kami bisa menyerahkan proposal.
bapak-bapak : "waduh, TU-nya lagi ada rapat tuh mas..."
seno : "kira-kira kapan ya selesainya pak??"
bapak-bapak : "waduh...kalo kira-kira saya nggak tahu tuh...biasanya lama kalo rapat..."
seno (dengan muka memelas) : "ya sudah pak...besok kami ke sini lagi...terimakasih."
di parkiran, saya dan seno berdiskusi.
seno : "Kha, kayaknya kok gak meyakinkan ya..."
saya : "Iya tuh...coba deh kamu tanya senior dulu, gimana enaknya,"
seno : "okelah, kapan kita bisa keluar lagi?"
saya : "kamis aja deh..."
seno : "okelah..."
Hari Rabu malam, si seno esemes saya
Kha,besok kita ke BPS di Sampangan ya.
Saya bales :
Yakin mau ke BPS propinsi? Tulisan di proposalnya gimana?
Mengingat kami menyelenggarakan lomba ini hanya mencakup wilayah Semarang saja. Seno bales :
Udah, biar aja gitu. Iyah...sampe sana jam 9 ya,,
***
Kemudian, esoknya. Kami sampai di BPS propinsi. Dengan sedikit berdebar dan sedikit nekad kami berhadapan dengan bagian penerima tamu.
seno : "permisi pak, kami dari statistika undip mau mengajukan..... bla... bla.. bla... *berbusa* karena itu kami mohon bantuannya pak,"
bapak penerima : "ohh..oh yaya, jadi ini dari statistika ya...oh ya...momennya pas sekali ya..."
seno dan saya : "iya pak,"
seno : "jadi...bla...bla..bla...karena itu kami ambil tema sensus penduduk,"
bapak penerima : "oh begitu...ya sudah, nanti saya coba ajukan ke atas. Selanjutnya nanti ada konfirmasi,"
seno : "baik pak, terimakasih..."
Kami pun pulang dengan lega.
Sorenya, koordinator sponsor kami sebut saja namanya Syulton (laki-laki) menghubungi kami by esemes. Bunyinya :
Barusan BPS nelpon. Katanya besok suruh ke sana. Katanya bisa bantu. Sebelum ke sana hubungi dulu 02482xxxxx.
Woooow. Saya benar-benar surprise. Ternyata proposalnya sudah mencapai kabag TU dan kemungkinan bisa bantu. Owooow..Kalo gitu ngapain juga kita jauh2 bolak-balik sampangan-DP mall kemaren?
hahahahahaha.
Dari situ saya menyimpulkan, mau ngapa-ngapain kadang kudu nekat. Dalam pencarian sponsor kali ini kami terjebak dengan alamat yang ditulis di proposal.
Yah...sebuah kesalahpahaman kecil sering terjadi. Terus, kita juga kudu pinter ngomong, jangan sampe pake bahasa yang nggak enak...salah-salah malah kita ditendang duluan --,
Ibaratnya kita bagaikan sales gitu. Yah...apapun yang terjadi, kita nggak boleh menyerah. Dan sudah pasti kudu sabar juga.
Dan sekarang ini, walau harus bolak-balik ke BPS 6 kali, akhirnya usaha kami berbuah manis. BPS mau jadi sponsor utama kami :)
.....
Tiba-tiba saya kok ngerasa capek banget ya...bujug, banyak banget tulisannya... -_-" Udah ah...zzzzz
Comments
Post a Comment