The Feeling of Losing Friend
Sigh.
Tiba-tiba saya kepengen nulis sesuatu di blog ini, setelah lama saya tinggal. *puk-puk blog saya*
Ini adalah mengenai suka duka saya di semester akhir ini, salah satunya adalah ini.
Apakah "ini"?
Kamis siang 27 Juni 2013 lalu, di antara panci-panci yang bergelimpangan (mama saya lagi ada pesenan) yang niatnya pengen offline Whatsapp, tiba-tiba aja pengen buka. Dan kabar yang saya terima melalui grup angkatan saya...sebuah postingan foto yang sempat saya lihat dua hari sebelumnya, yaitu teman KKN saya mas Singgih.
Ya, saya tahu dia mengalami kecelakaan pada hari Senin. Saya tahu dia mengalami gegar otak ringan dan dirawat di sebuah RS dekat tempat kejadian. Dan saya tahu dia sadar setelah operasi... Tapi belum sempat saya jenguk. Dan itu bikin saya nyesel. Kenapa? Kali ini bukan kabar mengenai perkembangan keadaannya, yah kalau ini bisa disebut perkembangan, namun justru kabar duka yang datang.
RIP "Setya Laksana (singgih)"
Komunikasi 09 Fisip Undip
Begitu yang tertulis.
Saya cuma bisa diem. Buru-buru saya cek grup sebelah, grup KKN saya. Ternyata benar.
Innalillahi wa innailaihi rajiun. Mas Singgih meninggal. Tulis salah seorang teman saya.
Rasanya...seakan perut saya diremas-remas, hati saya jleb-jleb, pikiran kosong.
ASTAGA saya belum sempet jenguk dia. Ya Allah. Saya ngapain aja dua hari itu? Ya, saya sibuk mengerjakan penelitian untuk PKM, sibuk bimbingan dosen, sibuk bantu mama, ini dan itu. Tapi luangkan waktu sedikit bisa kan harusnya? Saya ingat waktu itu teman-teman mengajak besuk, namun sayangnya hujan datang nggak lihat-lihat waktu, deras pula. Yasudah.
Aduh Mas Singgih, kalau tahu kamu mau pergi jauh, sesibuk apapun saya pasti akan datang jengukin kamu. Sayangnya saya nggak tahu...Nggak ada yang tahu.Saya benar-benar nggak menyangka. Nggak percaya. Kamu kan sudah sempat sadar kemarin. Saya pikir kamu baik-baik saja. Kamu kan ceria orangnya. Terus kenapa....sigh.
Detik itu pula saya menyadari, the real killer in our life is TIME...
Kamu masih muda, masih punya cita-cita. Saya ingat kamu pernah bilang ke saya dan teman-teman, waktu di posko KKN, pacar kamu minta tunangan. Dan kamu, dengan mantap ingin segera melakukannya, walau agak sedikit khawatir karena kamu belum lulus dan punya kerja mantep. Sampai statusmu di Whatsapp pun berkata hal yang sama. Hebat kamu mas. Saya senang punya teman seperti kamu. Dengan umurmu yang lebih tua dari kami sekaligus sifat kekakak-kakakan itu, kami sudah menganggap kamu seperti kakak, hingga kami memanggilmu dengan sebutan 'mas'.
Begitu lihat Twitter kamu, tweet terakhir kamu...seakan kamu sudah punya firasat bakalan pergi jauh. Apakah benar mas Singgih? hanya kamu dan Allah SWT yang tahu.
Aduh mas Singgih, udah nggak bisa jenguk, nggak bisa nganter kamu pula. Wajah terakhirmu yang saya lihat ya pas kita pulang KKN. Selain dari profile picture-mu tentunya. Maaf loh mas, saya doakan dari sini saja. Maaf sudah menyia-nyiakan waktu sehingga tidak sempat jenguk kamu. Saya kapok. Saya nggak mau begini lagi, nyesel sekali rasanya.
Sekarang kalo lagi dengerin Owl City, The Maine, Skrillex, dan lagu-lagu yang nyanyinya kayak sapi digorok itu...saya jadi inget kamu. Terutama lagu yang gorok sapi itu ya. Iseng banget kamu mas masukin lagu begitu di laptop saya, padahal saya nggak suka, hahahahaha. Oh ya, apakah kamu sudah jadi beli novel Sherlock Holmes? Bagus loh ceritanya. Tapi cerita kamu di alam sana pasti lebih menarik lagi....Surga Allah tiada tandingannya.
Ya sudah, kamu sudah terlanjur di sana. Umur emang nggak ada yang tahu ya. Masih muda sekali kamu, sayang sekali....Terimakasih sudah hadir di lingkaran pertemanan saya. Jadi kakak saya. Jagain saya sewaktu KKN. Masih care sama saya waktu saya sakit sepulang KKN. Suka kirimin foto-foto aneh di Whatsapp. Makasih loh, beneran.
Tenang-tenanglah di sana ya, we'll miss you.
Tiba-tiba saya kepengen nulis sesuatu di blog ini, setelah lama saya tinggal. *puk-puk blog saya*
Ini adalah mengenai suka duka saya di semester akhir ini, salah satunya adalah ini.
Apakah "ini"?
Kamis siang 27 Juni 2013 lalu, di antara panci-panci yang bergelimpangan (mama saya lagi ada pesenan) yang niatnya pengen offline Whatsapp, tiba-tiba aja pengen buka. Dan kabar yang saya terima melalui grup angkatan saya...sebuah postingan foto yang sempat saya lihat dua hari sebelumnya, yaitu teman KKN saya mas Singgih.
Ya, saya tahu dia mengalami kecelakaan pada hari Senin. Saya tahu dia mengalami gegar otak ringan dan dirawat di sebuah RS dekat tempat kejadian. Dan saya tahu dia sadar setelah operasi... Tapi belum sempat saya jenguk. Dan itu bikin saya nyesel. Kenapa? Kali ini bukan kabar mengenai perkembangan keadaannya, yah kalau ini bisa disebut perkembangan, namun justru kabar duka yang datang.
RIP "Setya Laksana (singgih)"
Komunikasi 09 Fisip Undip
Begitu yang tertulis.
Saya cuma bisa diem. Buru-buru saya cek grup sebelah, grup KKN saya. Ternyata benar.
Innalillahi wa innailaihi rajiun. Mas Singgih meninggal. Tulis salah seorang teman saya.
Rasanya...seakan perut saya diremas-remas, hati saya jleb-jleb, pikiran kosong.
ASTAGA saya belum sempet jenguk dia. Ya Allah. Saya ngapain aja dua hari itu? Ya, saya sibuk mengerjakan penelitian untuk PKM, sibuk bimbingan dosen, sibuk bantu mama, ini dan itu. Tapi luangkan waktu sedikit bisa kan harusnya? Saya ingat waktu itu teman-teman mengajak besuk, namun sayangnya hujan datang nggak lihat-lihat waktu, deras pula. Yasudah.
Aduh Mas Singgih, kalau tahu kamu mau pergi jauh, sesibuk apapun saya pasti akan datang jengukin kamu. Sayangnya saya nggak tahu...Nggak ada yang tahu.Saya benar-benar nggak menyangka. Nggak percaya. Kamu kan sudah sempat sadar kemarin. Saya pikir kamu baik-baik saja. Kamu kan ceria orangnya. Terus kenapa....sigh.
Detik itu pula saya menyadari, the real killer in our life is TIME...
Kamu masih muda, masih punya cita-cita. Saya ingat kamu pernah bilang ke saya dan teman-teman, waktu di posko KKN, pacar kamu minta tunangan. Dan kamu, dengan mantap ingin segera melakukannya, walau agak sedikit khawatir karena kamu belum lulus dan punya kerja mantep. Sampai statusmu di Whatsapp pun berkata hal yang sama. Hebat kamu mas. Saya senang punya teman seperti kamu. Dengan umurmu yang lebih tua dari kami sekaligus sifat kekakak-kakakan itu, kami sudah menganggap kamu seperti kakak, hingga kami memanggilmu dengan sebutan 'mas'.
Begitu lihat Twitter kamu, tweet terakhir kamu...seakan kamu sudah punya firasat bakalan pergi jauh. Apakah benar mas Singgih? hanya kamu dan Allah SWT yang tahu.
Aduh mas Singgih, udah nggak bisa jenguk, nggak bisa nganter kamu pula. Wajah terakhirmu yang saya lihat ya pas kita pulang KKN. Selain dari profile picture-mu tentunya. Maaf loh mas, saya doakan dari sini saja. Maaf sudah menyia-nyiakan waktu sehingga tidak sempat jenguk kamu. Saya kapok. Saya nggak mau begini lagi, nyesel sekali rasanya.
Sekarang kalo lagi dengerin Owl City, The Maine, Skrillex, dan lagu-lagu yang nyanyinya kayak sapi digorok itu...saya jadi inget kamu. Terutama lagu yang gorok sapi itu ya. Iseng banget kamu mas masukin lagu begitu di laptop saya, padahal saya nggak suka, hahahahaha. Oh ya, apakah kamu sudah jadi beli novel Sherlock Holmes? Bagus loh ceritanya. Tapi cerita kamu di alam sana pasti lebih menarik lagi....Surga Allah tiada tandingannya.
Ya sudah, kamu sudah terlanjur di sana. Umur emang nggak ada yang tahu ya. Masih muda sekali kamu, sayang sekali....Terimakasih sudah hadir di lingkaran pertemanan saya. Jadi kakak saya. Jagain saya sewaktu KKN. Masih care sama saya waktu saya sakit sepulang KKN. Suka kirimin foto-foto aneh di Whatsapp. Makasih loh, beneran.
Tenang-tenanglah di sana ya, we'll miss you.
Comments
Post a Comment